Rabu, 24 Juni 2009

Jajanan Sekolah Mengandung Bakteri E-coli


Mulailah mengganti uang jajan anak Anda dengan bekal makanan secukupnya dari rumah. Hal ini demi menjamin kesehatan makanan yang dikonsumsi anak di sekolah. Di Jakarta Barat, Suku Dinas Kesehatan menemukan kandungan bakteri dan zat berbahaya dalam jajanan anak yang dijual di sejumlah sekolah. Demikian dikutip situs resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Kamis 25 Juni 2009.
Dari 92 sampel jajanan sekolah yang diteliti, 46 persen mengandung bakteri E-Coli. Sedangkan uji zat pewarna terhadap 63 sampel menunjukkan, 51 persen mengandung zat pewarna sintetis. Bahkan tiga sampel mengandung zat pewarna tekstil yaitu Rhodamin B.
Pada uji penggunaan pemanis buatan terhadap 53 sampel jajanan sekolah menunjukkan, 51 persen menggunakan bahan pemanis buatan jenis Sakarin. Sebanyak 11 persen dari 63 sampel jajanan sekolah juga mengandung bahan pengawet yang dilarang untuk makanan. Tiga sampel mengandung formalin dan empat sampel mengandung salisilat.

Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, Yenuarti Suaizi, mengatakan, bakteri E-coli banyak ditemukan dalam minuman anak seperti es sirup. Sedangkan zat pewarna terdapat pada snack ringan. Sementara untuk bahan pengawet banyak ditemukan pada makanan sejenis bakso atau sosis. "Penelitian dilakukan selama bulan Juni 2009," ujarnya.
Kontaminasi bakteri dalam makanan biasanya terjadi akibat perilaku buruk produsen atau pedagang. Selain proses pengolahan makanan yang tidak higienis, juga bisa terjadi akibat penyajian yang jorok. "Siswa yang mengonsumsi biasanya akan menderita gangguan saluran pencernaan seperti penyakit diare," tuturnya.
Bakteri E coli memiliki nama panjang Escherichia coli. Bakteri ini adalah salah satu spesies utama bakteri gram negatif. Bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini biasanya hidup pada tinja, dan dapat menyebabkan masalah kesehatan pada manusia, seperti diare, muntaber dan masalah pencernaan lainnya.
Sumber : VIVAnews by By Pipiet Tri Noorastuti, Kamis, Juni 25

1 komentar:

Vanilla Bean Dream mengatakan...

Idiihh...apalagi sih yang bisa dinikmati dengan aman dan nyaman di negeri yang sudah merdeka selama 64 tahun ini ya? Bahkan anak-anak kita sekalipun harus waspada.

Jangankan jajanan terbuka seperti itu, mbak. Jajanan dalam kemasan yang notabene ada nama produsennya pun mengandung banyak materi yang berbahaya. Memang tidak ada pilihan lain, kita harus kembali ke masa lalu, ketika anak-anak sekolah membawa jajanan sehat bikinan ibunya di rumah.

Untuk jajanan dari rumah seperti ini, kita harus meniru Jepang. Remajanya tidak malu harus membawa bekal makan siang ke sekolah.

Salam